Kamis, 26 Januari 2017

"Pluru" Wiji Thukul Menciptakan Gerakan Reformasi Rakyat Indonesia


   Dalam dunia sastra ada beberapa istilah angkatan perubahan karya sastra di antaranya angkatan 98 disebut juga angkatan Reformasi. Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan peri kehidupan baru yang lebih baik. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaharuan, terutama perbaikan tatanan  ekonomi, politk, hukum, dan sosial. Keadaan itu yang menyebabkan masyarakat Indonesia semakin kritis dan tidak percaya terhadap pemerintahan Orde Baru. 
   Tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama lahirnya gerakan reformasi. Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru.Sejarah Reformasi   Orde lama ditumbangkan orde baru, orde baru ditumbangkan oleh reformasi. Krisis ekonomi dan  moral pada masa pemerintahan Soeharto merupakan hal yang sangat wajar, gejala korupsi, kolusi dan nepotisme tidak terkendali seperti jatuhnya nilai mata uang rupiah menyebabkan harga sembako kian melonjak tinggi dan memberatkan rakyat, rakyat hanya bisa diam meskipun dengan terang terangan rezim Soeharto melakukan KKN.   Jelang pemilu 1997 soeharto mencalonkan lagi sebagai presiden untuk ke tujuh kalinya, hal itulah yang membuat seluruh rakyat khususnya mahasiswa geram bukan kepalang. Kabinet pembangunan yang dibentuk Soeharto bulan Maret tahun 1998 ternyata tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang begitu amat sangat parah, sehingga mulailah bermunculan bentuk bentuk perlawanan rakyat khususnya dari para mahasiswa yang langsung turun ke jalan untuk memaksa Soeharto turun dari jabatanya. Reformasi 1998 memekikkan: turunkan Soeharto, segera adakan Sidang Istimewa MPR, cabut 5 paket UU Politik.   Klimaks aksi mahasiswa terjadi di kampus Universitas Trisakti dimana rezim pemerintahan soeharto telah membunuh empat mahasiswa yaitu Elang Mulya, Hendriawan Lesmono, Herry Hartanto dan Hafidhin peristiwa inilah yang menyebabkan rakyat memberontak. Akhirnya pada 21 Mei 1998 soeharto memundurkan diri.
Karya sastra angkatan reformasi
   Orde Baru telah melukiskan kenangan sejarah kelam, Orde Baru sangat lihai membungkam pemberontakan rakyat, menculik satu demi satu rakyat yang dinilai "berbahaya". Pada kondisi semacam ini suara hati nurani seseorang sulit untuk berbohong. Apalagi jika yang tampak di matanya adalah keberingasan penguasa yang ditumpahkan sewenang-wenang kepada kaum papa.     Sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Sastra menyuarakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar manusia dengan tenang, sedikit menggelegar, bahkan garang. Tentunya, dari sekian metode penyampaian sebuah karya sastra kepada khalayak, segala risiko sudah siap menghadang, itulah yang terjadi pada masa reformasi apabila sastrawan melalui sastranya sedikit menyentil telinga presiden maka bersiap siaplah sastrawan tersebut menanggung akibat yang akan kemungkinan terjadi seperti yang dialami sastrawan angkatan reformasi yaitu Wiji Thukul, sejak tahun 1996 Wiji Thukul diyatakan hilang bak ditelan bumi karena kumpulan sajak-sajaknya ( Aku Ingin Jadi Peluru ) dinilai membahayakan dominasi kekuasaan orde baru. 
Sajaksajakku adalah kata-katayang mula-mula menyumpal di tenggorokanlalu dilahirkan ketika kuucapkansajakku adalah kata-katayang mula-mula bergulung-gulungdalam perasaanlalu lahirlah ketika kuucapkansajakkuadalah kebisuanyang sudah kuhancurkansehingga aku bisa mengucapkandan engkau mendengarkansajakku melawan kebisuan

Gagasan dari Wiji Thukul yang bisa dibedah sajakku / adalah kebisuan / yang sudah / kuhancurkan, yaitu bahwa kata-kata atau ide dalam sajaknya merupakan kristalisasi dari kebenaran artinya wiji thukul benar-benar memeras dengan baik setiap apa yang dia ungkapkan bukan hanya asal bicara.
 NYANYIAN AKAR RUMPUTJalan raya dilebarkanKami terusirMendirikan kampungDigusurKami pindah pindahMenempel di tembok tembokDicabutTerbuang Kami rumputButuh tanahDengar!Ayo gabung ke kamiBiar jadi mimpi buruk presiden!1988 Sajak di atas merupakan kejadian di masa orde baru di mana rakyat tertindas dan tidak mempunyai tempat tinggal karena kekuatan tangan besi orde baru telah menggusur tempat tinggal rakyat demi perluasan jalan dan rakyat pun tidak diberi tempat tinggal sebagai gantinya. Sajak diatas Wiji Thukul secara gamblang melawan presiden seperti kutipan sajak berikut.
Dengar!Ayo gabung ke kamiBiar jadi mimpi buruk presiden!
Kritik Wiji Thukul terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru juga terasa cukup mengena. Dia mengibaratkan Negara seperti sebuah bangunan rumah yang seharusnya dapat menjadi tempat berteduh dari sengatan terik maupun guyuran air hujan. Namun, bagaimana mungkin pemilik rumah itu dapat mempercantik interiornya jika rumah itu sendiri masih dalam angan-angan?

Suara dari Rumah-Rumah MiringDi sini kamu bisa menikmati cicit tikusDi dalam rumah miring iniKami mencium selokan dan sampanBagi kami setiap hari adalah kebisinganDi sini kami berdesak-desakan dan berkeringatBersama tumpukan gombal-gombalDan piring-piringDi sini kami bersetubuh dan melahirkanAnak-anak kamiDi dalam rumah miring iniKami melihat matahari menyelinapDari atap ke atapMeloncati selokanSeperti pencuriRadio dari segenap penjuruTak henti-hentinya membujuk kamiMerampas waktu kami dengan tawaran tawaranSandiwara obat obatanDan berita-berita yang meragukanKami bermimpi punya rumah untuk anak-anakTapi bersama hari-hari pengap yangMenggelindingKami harus angkat kakiKarena kami adalah gelandangan1987

  Ada alasan kuat bagi Wiji Thukul untuk mengibaratkan negara seperti rumah yaitu rumah yang miring. Di sini kamu bisa menikmati cicit tikus kata “tikus” disini bisa diartikan sebagai koruptor, yaitu negara ini berantakan, goyah, miring dan sebentar lagi kemungkinan akan roboh karena penguasanya banyak yang korupsi kolusi dan nepotisme.
Aliran
   Wiji Thukul dengan segala kecerdikannya merangkai kata demi kata untuk mempengaruhi rakyat dari belenggu kekuasaan rezim orde baru, melalui sastranya  yang penuh kritikan dan sindiran terhadap kondisi sosial pada saat orde baru. Dalam sajak-sajaknya yang menyerukan reformasi penuh kritikan tajam dan sindiran Wiji Thukul dapat digolongkan sebagai sastrawan yang beraliran ironisme namun juga idealisme yaitu mengkritik demi kelangsungan kehidupan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anwar photo 1_zpsluuuzr7y.png  photo 4_zpslz4lcvhl.png  photo 5_zpsdg2pys8h.png  photo 10_zpsypsudbcm.png  photo 6_zpsewjebclw.png  photo 11_zpswfyhpyxi.png  photo 3_zpskjh4vsz8.png

recent posts

Flickr