Kamis, 26 Januari 2017

Antropologi Sastra


Antropologi merupakan kajian ilmu yang membahas tentang budaya dan manusia. Sebagai disiplin ilmu, antropologi sastra tidak hanya membahas tentang kebudayaan saja, tetapi juga kebiasaan masyarakatnya. Jadi, objek dari kajan antropologi sastra itu sendiri merupakan kajian kebudayaan masyarakat pada sebuah karya sastra. Kajian dalam pembahasan ini menggunakan teori antropologi sastra, karena dalam kajian ini membahas mengenai adat kebiasaan suatu masyarakat dalam sebuah karya sastra, yaitu novel.
Menurut Keesing (dalam Endraswara, 2013: 1-4), konsep antropologi sastra dapat dirunut dari kata antropologi dan sastra. Kedua ilmu itu memiliki makna tersendiri. Masing-masing sebenarnya merupakan sebuah disiplin keilmuan humanistis. Yang menjadi bahan penelitian antropologi sastra adalah sikap dan perilaku manusia lewat fakta-fakta sastra dan budaya. Antropologi adalah penelitian terhadap manusia. Memang harus diakui bahwa penelitian yang dimaksud itu sering berkembang pesat menjadi tiga arah, yaitu (1) penelitian terhadap budaya sastrawan yang disebut antropologi pengarang, ditelaah sisi antropologisnya dengan mewawancarai dan mengamati kehidupan budaya pengarang; (2) penelitian teks sastra yang meneliti refleksi sastra sebagai pantulan budaya; (3) penelitian terhadap antropologi pembaca yang secara reseptif memiliki andil penting dalam pemaknaan sastra.

Karakteristik penelitian antropologi sastra adalah pemahaman sastra dari sisi keanekaragaman budaya. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa antropologi sastra adalah analisis karya sastra yang berkaitan dengan budaya. Menurut Endraswara (2013: 24-25), Ciri tulisan etnografi dan karya pengarang tidak jauh berbeda, yaitu (1) memuat seluk beluk perilaku manusia, (2) bermuatan hal-hal humanistis. Kedua hal ini membutuhkan tafsir yang jitu. Itulah sebabnya penelitian antropologi sastra perlu selektif. Seleksi didasarkan atas keberagaman dan lokalitas sebuah karya sastra. Tulisan antropolog tidak jauh berbeda dari karya sastra, antara lain (1) untuk membaca kehidupan, (2) untuk memberikan suara kepada khalayak, (3) untuk memberikan beberapa pikiran agar orang-orang sadar, misalnya Ernest Frankson. Sama seperti cerita rakyat, melalui kantor-kantor yang baik dari program folklife dari Smithsonian Institution, sebenarnya bertujuan melestarikan, merangsang, dan memelihara budaya rakyat dan seni mereka. 

Daftar Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Antropologi Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anwar photo 1_zpsluuuzr7y.png  photo 4_zpslz4lcvhl.png  photo 5_zpsdg2pys8h.png  photo 10_zpsypsudbcm.png  photo 6_zpsewjebclw.png  photo 11_zpswfyhpyxi.png  photo 3_zpskjh4vsz8.png

recent posts

Flickr