Kamis, 26 Januari 2017

Sastra dan Cultural Studies


Masalah terpenting dalam konsep antropologi sastra adalah hubungan antara karya sastra dan kebudayaan. Menurut Ratna (2011: 174), karya sastra adalah kebudayaan, sehingga ada pendapat bahwa untuk mengetahui kebudayaan suatu masyarakat, maka harus dipahami melalui karya sastranya.
Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai hubungan karya sastra dengan kebudayaan, terlebih dahulu perlu diketahui hubungan antara bahasa dan budaya. Hal ini dikarenakan karya sastra tercipta melalui bahasa. Menurut Fishman (2000: 547), menunjukkan tiga model hubungan antara bahasa dan budaya, yaitu: (a) bahasa sebagai bagian itegral kebudayaan secara luas; (b) bahasa juga merupakan indeks bagi kebudayaan; dan (c) bahasa merupakan simbol budaya.
Pertama, sebagian besar, bahkan keseluruhan aktivitas manusia dinyatakan melalui bahasa. Memahami kebudayaan suatu komunitas berarti memahami bahasanya. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa tanpa bahasa pada dasarnya kebudayaan tidak ada. Punahnya bahasa petanda terjadinya dislokasi budaya. Kedua, bahasa menunjukkan cara-cara berpikir budaya tertentu, dengan cara menyediakan istilah, konsep, proposisi, dan sebagiannya. Kekayaan kosa kata demikian juga kompleksitas gramatikal bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Eropa lain merupakan indikator kamajuan kebudayaan barat. Ketiga, keseluruhan aktivitas, baik tingkah laku maupun pikiran dan perasaan, termasuk benda-benda kultural lainnya dapat dipahami semata-mata melalui simbol bahasa. Bahasa dapat digunakan untuk menunjukkan kebenaran tertentu, sebalikknya, bahasa juga dapat menyembunyikannya bahkan, bahasa juga dapat digunakan untuk berbohong (Fisman, 2000: 548).
Berdasarkan uraian di atas bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam proses terciptanya karya sastra. Karya sastra diciptakan melalui bahasa, melalui kekayaan kosa katanya. Oleh karena itu, untuk memahami hubungan antara karya sastra dengan budaya maka, bahasa merupakan komponen yang sangat penting. Jika seseorang ingin memahami kebudayaan suatu kelompok, berarti juga memahami bahasanya. Dengan kata lain, budaya dituangkan dalam karya sastra melalui bahasa.
Keterkaitan anatara karya sastra dengan kebudayaan diungkapkan Ratna dalam bukunya yang berjudul Antopologi sastra. Menurut Ratna (2011: 182), implikasi lebih jauh sastra dan kebudayaan adalah tarik menarik nilai kedua disiplin. Di satu pihak, dengan memberikan prioritas terhadap karya sastra, karya kultural yang didominasi oleh imajinasi dan kreatifitas, maka keseluruhan cirinya untuk memperoleh validitasnya, kompetensinya, sehingga dapat dipahami oleh pembacanya, karya sastra harus dikembalikan kepada masyarakat, pada kebudayaan, dimana karya sastra tersebut berasal.
Teori Representatatif dan Refleksi Budaya
Menurut Endraswara (2013: 28), representasi adalah gambaran apa saja yang ada dalam sastra. Gambaran dapat disebut citra. Sastra akan mencitrakan kehidupan manusia. Citra diri dan kelompok perlu diungkap secara reflektif, reflektif menghasilkan fenomena budaya yang disebut refleksivitas. Representasi merujuk pada daya pantul di balik fenomena, sedangkan refleksivitas merujuk pada bagaimana antropolog sastra memancing, memberi umpan, dan memaknai sebuah representasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan teori representatif dan refleksi budaya dengan antropologi sastra terletak pada pencerminan teks sastra yang mengangkat segala hal tentang aspek budaya dalam sastra. Dalam sebuah teks sastra terdapat makna yang tersembunyi, makna yang tersembunyi itulah yang apabila terungkap akan menghasilkan yang namanya representasi. Dengan kata lain, penelitian mengenai antropologi sastra dapat menggunakan teori ini sebagai teori pendamping.
Menurut Cavallaro (dalam Endraswara, 2013: 29), menyatakan bahwa representasi sejajar dengan citra. Penelitian antropologi sastra dapat mengungkap pencitraan budaya dalam sastra. Persoalan citra tokoh perempuan, buruh, budaya priayi, citra petani, dan lain-lain dapat menjadi fokus penelitian. Representasi muncul dalam berbagai tindakan simbolis. Representasi itu jika tertangkap akan mewakili realitas. Representasi merupakan gambaran atau citra (image). Yang diungkap dalam representasi antara lain (a) penampilan dramatis tokoh lewat dialog-dialog, deskripsi sastrawan; (b) fakta-fakta setting tradisi, tempat ibadah; (c) fenomena alam, sosial, interaksi multikultural, dan sebagainya. Dengan demikian, peneliti antropologi sastra perlu memilih sastra yang baik, yaitu karya yang merepresentasikan aneka budaya secara lengkap. Yang dimaksud budaya bukan sekadar tradisi, bukan sekadar seni, melainkan seluruh proses dan karya serta tindakan manusia.

Melalui teori representatif, penelitian mengenai antropologi sastra dapat mengungkap tentang gambaran budaya yang ada dalam karya sastra. Jadi realitas budaya yang terdapat dalam karya sastra akan diungkap dengan teori ini. Namun kolektifitas tidak hanya sekedar milik tokoh secara pribadi. Justru representasi mengungkap tentang gambaran budaya yang dilakukan secara bersama-sama. Seperti yang dijelaskan oleh Morris. Morris (2003: 335),  menyebutnya sebagai representasi kolektif. Sastra biasanya bukan sekadar representasi tindakan personal, melainkan juga melukiskan keinginan kolektif. Tema kegotongroyongan, gugur gunung, tradisi, dan lain-lain biasanya akar kolektivitasnya amat kuat. Oleh karena itu, antropologi sastra berusaha menafsirkan kolektivitas dalam sastra. Kolektivitas merupakan bentuk kebersamaan budaya untuk kepentingan bersama. Tema-tema lokalitas dan etnisitas adalah gambaran representasi kolektivitas. 

Daftar Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Antropologi Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Fishman, Joshua A. 2000. Bahasa dan Budaya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Morris, Brian. 2003. Antropologi Agama. Yogyakarta: AK Group.
Khuta Ratna, Nyoman. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anwar photo 1_zpsluuuzr7y.png  photo 4_zpslz4lcvhl.png  photo 5_zpsdg2pys8h.png  photo 10_zpsypsudbcm.png  photo 6_zpsewjebclw.png  photo 11_zpswfyhpyxi.png  photo 3_zpskjh4vsz8.png

recent posts

Flickr